Kakao |
Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika
Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai
cokelat.
-->
Kakao
merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian
10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari
5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk
memperbanyak cabang produktif.
Akar
Perakaran kakao tumbuh cepat pada bibit dari biji yang baru berkecambah, dari
panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi 16-18 cm pada umur 1 bulan
dan 25 cm pada umur 3 bulan. Jadi, semakin lama kecepatan pertumbuhan akar
semakin berkurang (Susanto, 1994).
Batang
dan cabang Kakao biasanya bersifat dimorfismo, artinya mempunyai dua
percabangan atau tunas vegetatif , yaitu tunas ortotrof yang tumbuh ke atas dan
tunas plagiotrof yang tumbuh ke samping. Tanaman yang berasal dari biji setelah
mencapai tinggi sekitar 0,9–1,5 m, akan membentuk jorket, yang kemudian tumbuh
3-6 cabang yang arahnya kesamping dengan sudut 0-900. Tanaman kakao yang
diperbanyak secara vegetatif tidak membentuk jorket (Siregar et al., 2006).
Daun
kakao mempunyai dua persendian atau articullation yang terletak pada pangkal
dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun menyesuaikan
dengan arah datangnya sinar matahari. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula
yang segera gugur apabila daunnya tumbuh. Warna daun muda kemerahan sampai
merah, tergantung dari varietasnya. Tunas-tunas baru disebut Flush, tunas
membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus. Setelah masa bertunas tersebut
selesai, kuncup-kuncup kembali dorman selama periode tertentu (Susanto, 1994).
Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori, bunga berkembang dari ketiak daun dan dari
bekas ketiak daun pada batang dan cabang-cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
lama-kelamaan menebal dan membesar disebut dengan bantalan bunga (cushion).
Bunga kakao berwarna puti-ungu atau kemerahan, benangsari yang steril disebut
staminodia dan yang fertil disebut stamen (Susanto, 1994)
Bunga
kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae
lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous).
Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak
terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Penyerbukan
bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan
beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari. Bunga siap
diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.
Kakao
secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem
inkompatibilitas-sendiri (lihatpenyerbukan). Walaupun demikian, beberapa
varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis
komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah
tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya,
dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan
memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu
muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya
berwarna kuning.
Buah
Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah
mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1–2 cm. Bentuk, ukuran dan warna buah kakao
bermacam-macam serta panjangnya sekitar 10–30 cm. Buah ini akan masak 5–6 bulan
setelah terjadinya penyerbukan. Buah muda yang ukurannya kurang dari 10 cm
disebut cherelle (pentil). Buah ini sering sekali mengalami pengeringan
(cherellewilt) sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala demikian
disebut physiological effect thinning, yakni adanya proses fisiologis yang
menyebabkan terhambatnya penyaluran hara yang menunjang pertumbuhan buah muda.
Gejala tersebut dapat juga dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif
dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan buah muda (Chusnia, 2007).
Biji
terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji
dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian
disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi.
Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji
dikeringkan di bawah sinar matahari. http://nama-ilmiah-hewan-tumbuhan.blogspot.com
Biji
dan perkecambahan Kakao merupakan tanaman kauliflori yang artinya bunga dan
buah tumbuh pada batang dan cabang tanaman. Dalam setiap buah terdapat sekitar
20-50 butir biji, yang tersusun dalam lima baris dan menyatu pada bagian poros
buah. Biji dibungkus oleh daging buah atau pulp yang berwarna putih dan rasanya
manis. Pulp tersebut mengandung zat penghambat perkecambahan, namun karena biji
kakao tidak memiliki masa dorman maka seringkali biji dalam buah pun dapat
tumbuh bila terlambat dipanen (Susanto, 1994). Biji kakao termasuk epigeous
yang artinya hipokotil memanjang mengangkat kotiledon yang masih menutup keatas
permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti
membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama
(Susanto, 1994).
Klasifikasi ilmiah kakao dan nama ilmiah kakao adalah :
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas: Dilleniidae
Ordo:
Malvales
Famili:
Sterculiaceae
Genus:
Theobroma
Spesies:
Theobroma
cacao L.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakao
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243
http://pertanianzuremi.blogspot.com/2012/05/klasifikasi-kakao.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar